IPA TERAPAN DALAM BIDANG BUDIDAYA PERIKANAN
Abstract
Secara umum IPA dasar, IPA terapan dan teknologi mempunyai kajian pokok yang sama yaitu tentang alam. Perbedaan dari ketiga hal tersebut terdapat pada aspek yang dikaji yaitu memahami dan mengendalikan cara alam bekerja, serta memanfaatkannya untuk membuat alat. Beberapa permasalahan dalam bidang budidaya perikanan telah dapat diselesaikan dengan IPA terapan, antara lain maskulinisasi, feminisasi, jantan super, dan poliploidisasi. Beberapa jenis ikan mempunyai perbedaan morfologi dan laju pertumbuhan yang signifikan antara yang jantan dan betina. Bagi pembudidaya ikan perbedaan jenis kelamin sangat mempengaruhi keuntungan yang akan diperoleh, sehingga perlu dilakukan maskulinisasi atau feminisasi. Peluang keturunan berkelamin jantan atau betina adalah 50% : 50%, tetapi produksi ikan jantan secara masal dapat dilakukan dengan mengawinkan individu betina dengan jantan super. Jantan super adalah individu jantan dengan kromosom homo gamet (YY), sehingga menghasilkan 100% ikan jantan (XY). Hewan termasuk mamalia dan manusia secara alami memiliki sel diploid, yang merupakan hasil perpaduan dari masing-masing 1 set kromosom induk jantan dan betina. Individu poliploid memiliki sifat lebih baik dari sisi kualitas dan kuantitas. Bagi pelaku usaha budidaya perikanan, membudidayakan ikan poliploid (triploid dan tetraploid) dapat memberikan keuntungan yang maksimal. Maskulinisasi, feminisasi, jantan super dan poliploidisasi merupakan salah satu bukti berhasilnya konsep IPA terapan dalam bidang budidaya perikanan.
Full Text:
PDFRefbacks
- There are currently no refbacks.